kulari ke hutan kemudian menyanyiku
kulari ke pantai kemudian teriakku
sepi.. sepi dan sendiri, aku benci
aku ingin bingar, aku ingin di pasar
bosan aku dengan penat
dan enyah saja kau pekat
seperti berjelaga jika kusendiri
pecahkan saja gelasnya biar ramai!
biar mengaduh sampai gaduh
ada malaikat menyulam jaring laba-laba belang di tembok keraton putih
kenapa tak goyangkan saja loncengnya
biar terdera..
atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?
perempuan datang atas nama cinta
bunda pergi karena cinta
atas dirinya digenangi air racun jingga
adalah...
wajahmu seperti bulan lelap tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
ada apa dengannya?
meninggalkan hati untuk dicaci
percaya...
sampai darah ke lututpun aku tak percaya
lalu...
rumput tersabit
sekali ini aku lihat karya Surga
dari mata seorang hawa
percaya...
tak tahu...
ada apa dengan cinta?
dan aku akan kembali dalam satu purnama
untuk mempertanyakan kembali cintanya
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku
karena aku ingin kamu!
itu saja.
Satu nafas terhembus adalah kata
Angan, debur, dan emosi tercampur
Dalam jubah terpautan
Tangan kita terikat... bibir kita menyatu
Maka setiap apa yang terucap
Adalah sabda pandita ratu
Di luar itu pasir
Di luar itu debu
Hanya pasir meniup saja lalu hilang
Terbang tak ada
Tapi kita tetap menari
Tarian cuma kita yang tahu
Jiwa ini adalah tandu
Duduk saja...maka akan kita bawa semua
Karena kita adalah satu
7 komentar:
25 September 2010 pukul 01.16
blognya bagus banget :)
2 Oktober 2010 pukul 06.24
thanks y, da mampir,.
lagi mo bersih-bersih nih,.
sama mo bner2 nulis cerita yang menarik,. ^^
1 Mei 2011 pukul 04.18
dijupuk yaa puisi2nya, sob :D
thanks for sharing :)
12 Juli 2011 pukul 05.50
ijin copas iah,, :)
18 Agustus 2013 pukul 02.19
Puisi kedua ... ♥
13 Oktober 2014 pukul 01.23
Jadi ingat masa muda dulu..hiks
3 Januari 2015 pukul 15.42
keren,...
Posting Komentar